Sosok: Marnan (Berjuang dalam segala kekurangan)

Pada mulanya, Marnan hanyalah perantau dari Madiun, Jawa Timur. Dia menyusul kedua orang tuanya yang terlebih dahulu mengikuti program transmigrasi tahun 1986 di Kampar, Riau. 
Menjadi warga perantauan yang tidak memiliki apa pun membuat Marnan bekerja serabutan. Mulai dari ikut mencari kayu meranti, menjadi pembalak kayu, sampai merantau ke berbagai daerah.
Suatu ketika Marnan mulai bosan merantau. Selain karena hasilnya yang tidak mencukupi, dia juga tidak bisa berkumpul dengan keluarga. Dia lalu menjual sawah miliknya dan mendapatkan modal sebesar 3,5 juta. Berbekal modal itu, restu kedua orang tuanya, dan keahlian pas-pasan namum tekad yang kuat, dia membuka usaha meubel pada tahun 1997.
Usaha meubel Marnan berjalan dengan promosi mulut ke mulut. Dia berusaha mempertahankan usaha itu demi dapat menghidupi keluarganya. Sering sekali dia harus lembur sampai malam demi memenuhi pesanan. Bekerja sendirian dengan mengandalkan diesel yang dibelinya dan peralatan sederhana. Saat itu listrik memang belum masuk ke desanya. Perlahan tapi pasti, usahanya mengalami kemajuan. Dia mulai mendapat pesanan dalam jumlah yang besar dan membuatnya harus merekrut karyawan.
Sekarang penyuka nasi rawon ini sudah memiliki peralatan tukang yang lengkap dan modern. Pelanggannya pun sudah menyebar ke seluruh daerah. Dia tetap mempertahankan kualitas. Untuk itu, meski pun ada karyawan yang membantu, dia tetap mengawasinya. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir ketidakpuasan pelanggan dan kerugian jika terjadi kesalahan.
Dalam setiap usaha tentu ada suka dukanya. Suami dari Warsini ini pernah mengalami kerugian besar karena ada orang yang sudah memesan namun tidak dibayar. Dia juga pernah ditipu oleh penjual kayu hingga jutaan rupiah. Tetapi, dia selalu percaya bahwa setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Nyatanya, sekarang dia bisa tersenyum bahagia karena sudah bisa memiliki tempat tinggal yang nyaman, kendaraan untuk bepergian, dan juga anak-anak yang sudah menyelesaikan program belajarnya.
Marnan memberi beberapa tips untuk memulai sebuah usaha. Dia memiliki tiga rumus kuat.
1. Kuat niat
Pastikan jika ingin memulai usaha apa pun, niatkan dengan sungguh-sungguh sehingga tidak mudah goyah dan menyerah.
2. Kuat usaha
Usaha di sini meliputi usaha lahir dan batin. Usaha batin berupa doa dan amalan. Sementara usaha lahir meliputi promosi, mempertahankan kualitas produk, dan menjaga hubungan dengan pelanggan.
3. Kuat dukungan
Mintalah dukungan kepada keluarga dan orang terdekat agar memperlancar usaha. Hal ini penting karena ketika usaha mengalami masalah, akan ada orang yang mendukung dan membantu.
Itulah cerita dari sosok Marnan yang sederhana. Semoga kita dapat belajar dari pengalamannya. Selamat berusaha dan berjuang.
Segala usaha yang diniati dengan kuat dan baik, akan lebih berkah dan berhasil (Marnan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Pelajaran Favorit di Pondok Pesantren

Fiksi: Misteri Ruangan Seni